Asmara Catering sebuah bisnis catering yang berdiri di Jakarta satu ini digawangi oleh seorang ibu muda Asmara Dewi di tahun 2013 lalu. Yang menarik dari bisnis yang awalnya hanya bermodal pas-pasan ini, bisa menjelma menjadi bisnis yang menguntungkan berkat kiat-kiat pemasarannya yang canggih.
Untuk itulah kami tertarik mengulas mengenai bagaimana Asmara, demikian ibu muda 31 tahun ini menghantarkan kesuksesannya sendiri.
Pada pertengahan 2012 Asmara terpaksa harus resign dari kantornya bekerja karena kehamilannya yang bermasalah. Karena situasi harus bed rest, Asmara tidak mungkin bekerja di kantor secara rutin sampai akhirnya beliau melahirkan dan membesarkan anaknya sebagai ibu rumah tangga full time.
Namun begitu si kecil mulai berusia 8 bulan, Asmara mulai merasa bosan dengan aktivitas sebagai ibu rumah tangga full time, apalagi dia sudah terbiasa bekerja kantoran sebelumnya. Namun dengan status ibu satu anak ditambah usianya kini, rasanya memang tidak mudah lagi baginya mencari pekerjaan. Dari sanalah muncul ide untuk menjajal bisnis.
Ide usaha catering tidak datang sekonyong-konyong, bahkan Asmara sudah menjajal beberapa ide bisnis sampai satu kesempatan bertemu dengan sepupunya yang seorang chef dan menganggur karena restoran tempatnya bekerja bangkrut. Setelah obrolan beberapa kali, Asmara mencoba menjajal bisnis catering dengan modal awal ketika itu hanya 20 juta.
Sang sepupu Edwin menyarankannya untuk memulai dari modal terbatas dulu dan mengembangkan usaha ini sambail jalan seiring peningkatan penjualan. Usul Edwin ini dia akui sangat tepat, karena rupanya di awal pesanan yang diterima oleh usaha catering Asmara masih sangat terbatas.
Asmara awalnya hanya melayani pernikahan dalam skala kecil dan beberapa nasi kotak untuk event-event. Paling dalam satu bulan hanya melayani 5 -10 klien dalam jumlah tak lebih dari 300 porsi.
Pada awal usaha, kebanyakan klien Asmara adalah rekan dan koleganya sendiri. Tapi melihat penjualan tak begitu berkembang Asmara sadar harus ada strategi pemasaran khusus untuk membuat usahanya benar-benar terwujud menjadi bisnis yang menguntungkan.
Asmara mulai dengan mencetak liflet kecil yang dia sebarkan melalui agen koran. Setiap koran nasional dia minta agen untuk menyelipkan selembar liflet baik itu untuk para pelanggan atau pembeli lepas. Untuk jasanya, tiap harinya agen tersebut akan mendapat bayaran 30 ribu.
Tidak hanya itu, Asmara juga menjalin kerjasama dengan beberapa wedding dan event organizer dan beberapa kerabatnya untuk menjadi marketing lepas. Kedua ide ini memang sangat efektif dalam meningkatkan konsumen.
Karena setidaknya dalam satu bulan setelah penerapan metode pemasaran ini selama 3 bulan, Asmara Catering bisa mengeruk omset sampai di atas 200 juta.
Asmara dan Edwin sang sepupu mulai melihat potensi yang bisa mereka kembangkan. Setelah sepakat menambah kapasitas produksi dan pelayanan, Asmara menerapkan lagi teknik pemasaran yang lain. Beliau mendapat ide dari sebuah usaha catering senior yang menerapkan cara yang sama.
Yakni dengan memberi bonus honeymoon di dua cottage ternama, satu di Anyer dan satu di Puncak pass. Konsumen tinggal pilih mana yang mereka sukai.
Biasanya paket bonus ini antara 2 hari sampai 4 hari tergantung jumlah pesanan yang masuk dari klien bersangkutan. Ide ini benar-benar sukses meledakan usaha Asmara dan Edwin. Dari sini dalam satu bulan saja kini Asmara bisa mencapai omset tak kurang dari 400 juta bahkan menurutnya bisa sampai 600 juta bila sudah musim pernikahan.
Omset ini juga ditunjang karena Asmara kini menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan PMA untuk mesuplai makan siang karyawan sebanyak 250 porsi tiap hari.
Dari modal hanya 20 juta di awal usaha dengan peralatan serba pas-pasan, kini asset Asmara sudah meningkat berkali lipat. Kini Asmara sudah membeli bangunan terpisah dari rumahnya untuk khusus unit produksi saja dan mess bagi karyawannya yang sudah berjumlah 38 orang. Ditambah lagi kini Asmara juga sudah memiliki 3 mobil pengangkut.
Sistem kerja dalam bisnis yang menguntungkan milik Asmara ini memang cukup unik. Karena pengelolaan manajemen dan pemasaran sepenuhnya di kelola oleh Asmara yang sama sekali tidak masuk ke dapur. Karena urusan dapur sepenuhnya dikelola oleh Edwin sanga sepupu yang berdasar perjanjian akan mendapat gaji sekaligus share penghasilan sebesar 10 %. Menurut Asmara cara ini sangat efektif karena kedua pihak bisa fokus pada tugas masing-masing.
Asmara akui peralatan dan asset ini dia beli bertahap sesuai perkembangan kapasitas yang diperlukan, sesuai dengan saran Edwin di awal usaha. Karenanya tidak heran kalau kadang keuntungan justru dialihkan untuk modal peralatan dan perlengkapan usaha lagi.
Untuk Anda yang penasaran dengan bagaimana struktur permodalan dari Asmara, berikut ini kami tambahkan data dan informasinya untuk Anda.
Modal awal
- Peralatan : Rp. 20.000.000,-
Biaya produksi perbulan saat ini