usaha es krimUsaha es krim bisa kami katakan sebagai salah satu bisnis bidang kuliner yang selalu menjanjikan. Pasarnya relatif cukup luas dan mudah diterima oleh berbagai kalangan, tidak kenal batasan usia dan batasan strata.

Sekalipun termasuk hidangan dingin, penjualan es krim di Indonesia tidak lantas menurun drastis pada musim penghujan. Bahkan tetap bisa memberikan hasil memuaskan sekalipun Anda buka di daerah dengan iklim dingin.

Potensi ini yang kemudian dibaca oleh PT Campina Ice Cream Industry dengan membuka salah satu lini usahanya yang disebut dengan Campina Scoop Corner atau Pojok Campina. Konsep Campina Scoop Corner ini merupakan metode serupa franchise dengan mengadopsi sistem penjualan bercabang yang dikembangkan oleh brand es krim dunia yang sudah duluan merajai pasar es krim dunia, Baskin Robbins.

Baca Juga : Ini Dia Potensi Tersembunyi Dari Usaha Ice Cream Keliling

Semakin banyak orang melihat besarnya pangsa pasar dari bisnis es krim semakin meningkatkan persaingan dalam usaha es krim. Semakin banyak brand baru yang bermunculan, mulai dari skala nasional skala lokal sampai skala rumahan.

Ini mendorong Campina mencari terobosan untuk meluaskan jangkauan pasar, meningkatkan penjualan, memaksimalkan pemasaran sekaligus mengembalikan popularitas Campina yang sempat berada di puncak kejayaannya di tahun 80 – 90an.

Sebagai salah satu industri es krim tertua di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1972, nama besar Campina tak terbantahkan sebagai produsen es krim berkualitas, tetapi di sisi lain persaingan yang ketat menyebabkan popularitas Campina menurun.

Dan inilah ide strategis Campina untuk mengembalikan posisinya sebagai pemain utama di pasaran. Dengan membuka sistem semi franchise bernama Campina Scoop Corner ini. Usaha Campina Scoop Corner ini sudah berjalan sejak tahun 2005 dan sukses membangun lebih dari 400 gerai mitra di seluruh Indonesia.

Pada dasarnya, Campina membuka cabang dengan bekerjasama bersama mitra untuk membuka gerai kecil yang menjual es krim dalam bentuk cup atau cone.  Biasanya Campina menjual es krim dalam kemasan. Kebanyakan produk menjadi dianggap terlalu mahal sehingga tidak terjangkau untuk kalangan konsumen kelas menengah kebawah, atau dikemas terlalu besar sehingga diangap terlalu besar untuk konsumen perorangan.

Lagipula dengan penjualan dalam cup atau cone ini, reseller bisa menjual dengan harga yang lebih baik dari penjualan es krim kemasan yang hanya ditentukan sebesar 20% dari harga pokok.

Reseller bisa mengembangkan konsep usaha secara mandiri, mengemas es krim dengan gaya dan konsep mandiri sehingga dapat pula meningkatkan nilai jual dari produk sesuai selera pasar di lokasi usaha es krim miliknya berada. Bahkan tidak jarang reseller bisa menjual dengan margin lebih  dari 100%.

Untuk bisa menjalin kemitraan dengan Campina Scoop Corner ini, modal yang diperlukan besarnya hanya 10 juta. Nilai ini merupakan nominal yang diperlukan untuk pembelian alat dan perlengkapan. Sedang modal sisanya sebesar 6 juta dimanfaatkan untuk modal es krim dan jaminan mesin pembeku.

Pihak Campina sendiri menjanjikan dana 6 juta ini bisa kembali jikalau usaha kemitraan dihentikan. Ikatan kerjasama ini juga tidak mengikat sehingga mitra tidak memiliki ikatan kontrak tahunan untuk penyelenggaraan usaha es krim, sehingga bilamana usaha tidak berjalan sesuai target sewaktu-waktu mitra bisa menghentikan kemitraan.

Pihak mitra hanya berkewajiban menyediakan tempat yang lokasinya nantinya akan disurvey kelayakannya terlebih dulu oleh pihak Campina Scoop Corner. Anda bisa pilih lokasi yang strategi seperti kawasan pertokoan, mall, pasar, dekat sekolah atau kampus juga di area ramai yang potensial lain.

Ide bisnis es krim ini juga bisa Anda kembangkan menjadi usaha es krim yang lebih besar dari sekedar pojok es krim seperti café es krim atau café dessert yang memanfaatkan es krim Campina sebagai bahan utama sajian. Pihak Campina sebagaimana dijelaskan di atas memberikan kebebasan pada mitra dalam membangun konsep usaha, mengembangkannya termasuk dalam menyajikan es krim  yang mereka jual demi meningkatkan nilai jual.

Bagi pelaku usaha, ide usaha es krim yang diusung oleh Campina ini sangat menguntungkan. Sementara banyak pelaku usaha es krim lain masih harus berjuang menunjukan eksistensi produk mereka, memberikan jaminan kepada pasar soal kualitas dari es krim buatan mereka.

Anda tak lagi harus dipusingkan soal itu. Nama Campina yang Anda lekatkan pada merek dagang usaha es krim Anda memberikan sebuah kekuatan kepercayaan pasar atas usaha es krim Anda.

Bagaimana soal potensi hasil dari usaha es krim modal kecil binaan Campina ini? Menurut data yang diajukan oleh Campina, rata-rata pelaku usaha es krim mitranya mampu mencapai BEP dalam 3 bulan dengan penjualan kisaran 40 – 80 cup perhari yang dibandrol sebesar 5 ribu sampai 12 ribu persajian.

Harga pokok perscoop 3 ribu tanpa topping. Dan disinilah kecerdasan penjual untuk menambahkan topping demi meningkatkan harga jual. Semakin baik mitra mengemas dan menyajikan produk es krim mereka, semakin baik pula potensi hasil yang bisa diperoleh.

Semakin besar pula konsep usaha yang dibangun semakin baik pula nilai keuntungan yang bisa diperoleh.

Contoh pada usaha es krim dengan gerai di depan sebuah sekolah menengah, keuntungan bulanan yang bisa dicatatkan sekiar 2 – 3 jutaan. Namun untuk usaha es krim skala café es krim di kawasan dekat kampus, keuntungan bersih bisa mencapai kisaran 8 – 10 jutaan.

(sumber gambar artikel usaha es krim : www.iklandanpromo.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here