Bertandang ke pasar tumpah Sunday Morning UGM di minggu pagi, Anda mungkin akan menemukan banyak penjaja berjajar di sepanjang jalur internal kompleks UGM Yogya, termasuk pula deretan penjaja kuliner.
Tapi salah satu yang selalu saja dipenuhi antrian pembeli adalah salah satu usaha makanan unik yang memang belum lama ini menjadi primadona di pasar jajanan Yogya, ice cream pot.
Ide ini sebenarnya sederhana dan tidak sepenuhnya unik. Pasalnya bahan bakunya mudah didapat dan hanya menggunakan ice cream dengan aneka toping yang biasa Anda kenal. Yang unik terletak pada penyajiannya yang mungkin tidak akan terlintas dalam benak kebanyakan orang sebelumnya.
Ice cream pot menyulap sajian ice cream biasa seolah sebagai pot yang lengkap dengan tanah, tanaman dan kadang juga cacing yang muncul menyeruak dari dalam tanah. Jangan kira ice cream ini kotor dan jorok, karena yang disebut tanah di sini adalah taburan oreo bubuk yang kadang berpadu dengan taburan bubuk kacang atau susu cokelat.
Baca Juga : Ini Dia Potensi Tersembunyi Dari Usaha Ice Cream Keliling
Biasanya pot ini juga dihiasi dengan aneka chocorock yang membuatnya terkesan dipenuhi batuan warna warni, tanaman artifisial, aneka buah segar seolah pot ini berisi tanaman buah, astor hingga cacing yang terbuat dari jelly kenyal. Menarik memang ide unik sajian ice cream satu ini, dan brilian pula mereka yang berhasil mencetuskan ide usaha makanan unik satu ini.
Sebagaimana salah satu pelaku usaha makanan unik asal Yogya bernama Tito Betana Arizano dan istrinya Mulya Indriyani. Mereka memang bukan pencetus awal ide usaha makanan unik ini, tetapi kiprahnya dalam bisnis ice cream pot harus diacungi jempol.
Berawal dari ketertarikan mereka melihat potensi dari ice cream pot di pasar Sunday Morning UGM dengan menggunakan brand Titoz, keduanya menjajal bisnis ini di pasar yang sama beberapa pekan kemudian. Dengan penyajian yang lebih kaya warna dan lebih berani dalam inovasi, keduanya mampu menjual sampai 500 porsi ice cream pot dalam 5 jam booth kecilnya dibuka.
Menyadari potensinya yang besar, di pekan berikutnya keduanya malah membuka 4 booth sekaligus di area Sunday Morning UGM dengan bantuan beberapa rekan mereka semasam kuliah. Dan kabar gembiranya keempatnya juga laku keras di hari itu.
Fakta ini mencengangkan Tito, bagaimana tidak dalam 1 pekan saja modal 2 juta yang dia investasikan di awal sudah balik modal malah sudah meningkat berkali lipat. Dan kondisi ini membuatnya semakin terdorong menseriusi usaha makanan unik ice cream pot ini.
Sedikit bermodal nekad dan memanfaatkan keuntungan dari bisnis kecilnya yang dibuka setiap pekan di pasar Sunday Morning selama beberapa pekan, Tito mulai berani membuka gerai resmi. Tak butuh waktu lama bagi Tito, dan ini jelas sebuah keberuntungan baginya. Memulai usaha awalnya di bulan Mei 2015 dan di bulan Juni Tito sudah berani membuka gerai resmi pertamanya, sampai kini Tito sudah memiliki 3 gerai resmi di area Yogya.
Baca Juga : 7 Ide Peluang Usaha Di Jogja Yang Menjanjikan
Tito sengaja memilih lokasi dalam mall, pusat perbelanjaan dan kawasan hiburan untuk membuka gerai karena dilihatnya pangsa pasar terbaik untuk ice cream pot adalah kalangan menengah ke atas. Diakui Tito harga jual produknya membuat Tito harus menembak pasar menengah.
Untuk meningkatkan keragaman produk, Tito dan istri, Mulya, yang memang menggemari sajian ice cream juga menambahkan menu cocoboat, yakni sajian ice cream lengkap dengan aneka potongan cake dan jelly yang disajikan dengan batok kelapa segar. Di dalam ice cream juga ditambahkan serutan kelapa muda untuk menambahkan citarasa. Ide makanan unik ini juga lagi-lagi mendapatkan sambutan luar biasa di pasar.
Untuk meningkatkan popularitas, Tito membangun sistem pemasaran via instagram. Asumsi sederhana mendasari kenapa Instagram menjadi sarananya dalam memasarkan produk. Ini karena untuk bisa aktif di instagram biasanya diperlukan perangkat ponsel yang berkualitas dan cenderung berharga relatif tinggi. Setidaknya ini bisa menjadi parameter pengguna instagram rata-rata datang dari kalangan ekonomi menengah ke atas.
Tito memanfaatkan instagram untuk memamerkan menu-menu barunya, inovasi yang dia buat termasuk pula berbagai program promosi, event-event yang diikuti dan masih banyak informasi lain Instagram juga menjadi jendela komunikasi Tito dengan konsumennya, mendapatkan saran dan kritik serta mendapatkan masukan ide-ide sajian.
Hasil dari jerih payahnya selama 6 bulan rupanya juga sudah menunjukan hasil gemilang. Usaha makanan unik yang dirintisnya ini sukses menghasilkan omset sekitar 60 jutaan tiap bulan dan mampu menjual lebih dari 600 porsi ice cream tiap harinya. Ini jelas pencapaian besar dari sebuah usaha yang dirintis belum sampai 1 tahun dan hanya diawali dengan modal 2 juta.
Hasil cepat ini juga tidak membuat Tito dan Mulya puas. Kini mereka sedang berkonsentrasi menyiapkan diri untuk membuka cabang di luar Yogya. Sudah ada beberapa permintaan kemitraan dan dalam waktu dekat, Tito yakin siap merambah pasar yang lebih luas lagi untuk usaha makanan unik dan murah yang satu ini.
(sumber gambar usaha makanan unik : www.foodnetwork.com )